Rabu, 18 Januari 2012

Menghadirkan Allah Dalam Bisnis

1. Terpenjara Ungkapan
Business is business, demikian ungkapan yang sering kita dengar dari sementara pelaku bisnis dalam memberi penegasan terhadap pengertian bisnis. Bahkan mereka yang bukan pe-bisnis-pun pandai pula mengucapkan ungkapan itu. Coba renungkan, apa betul kita sudah sepakat dengan apa yang dimaksud dengan ungkapan : bisnis adalah bisnis ?
Dalam kehidupan sehari-hari, bisnis lazim dimaknai sebagai sebuah kegiatan dalam menjalankan sebuah usaha atau transaksi dagang dalam berbagai bentuk yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan ( profit ) berupa uang atau materi lainnya yang dapat dijadikan uang. Singkatnya : melakukan sesuatu untuk mendapatkan uang guna memenuhi tuntutan kebutuhan yang bernama : self interest.
Dalam dunia yang penuh dengan perburuan materi, tingkat keberhasilan seseorang sering kali diukur dari jumlah materi atau asset yang berhasil dikumpulkannya. Semakin banyak asset, semakin tinggi nilai keberhasilannya. Sebuah bentuk penilaian yang berorientasi kepada goal ( hasil akhir ) tanpa perlu melihat CARA atau PROSES yang ditempuh untuk memperoleh hasil tersebut.
Selaku seorang muslim yang mengaku beragama Islam, dapatkah kita sepakat dengan pemahaman tentang bisnis yang demikian? Benarkah kita ber-bisnis hanya demi uang ? Tidak adakah dimensi lain yang lebih luhur dari sekedar uang? Andaikata masih ada keraguan dalam menjawab pertanyaan diatas, saya khawatir sebetulnya kita sudah terperangkap dalam slogan ‘ bisnis adalah bisnis ‘ yang begitu mudah mengucapkannya tanpa paham akan maknanya…
II. Konsep Manusia dan Tenaga Kerja
Kehadiran manusia selaku khalifatullah dimuka bumi diberi amanah untuk menjaga seluruh isi alam dan menggubahnya sedemikian rupa agar memberi manfaat yang sebesar-besarnya terhadap kemaslahatan manusia dan kemanusiaan. Allah Maha Pencipta telah menyediakan segala macam unsur isi alam yang dibutuhkan sehingga manusia tidak perlu lagi bersusah payah menciptakan unsur-unsur baru kecuali menggabung beberapa unsur yang telah ada untuk melahirkan sebuah kesatuan baru.
Dengan akal yang dimilikinya, manusia berkesempatan menciptakan nilai tambah atas segala isi alam untuk dimanfaatkan secara bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab, penuh perhitungan dalam bentuk hasil produksi yang terencana. Hasil produksi ( baca : penghasilan, uang, harta ) dalam berbagai ujud bukanlah sebuah tujuan akhir melainkan harus dipersembahkan kembali manfaatnya secara adil kepada kelangsungan hidup manusia. Konsep kapitalisme yang terlanjur menjadi sebuah paham yang mendunia dalam bidang ekonomi sungguh tidak diragukan lagi jumlah penganutnya. Namun dapatkah kapitalisme menjamin terujudnya keadilan sosial bagi masyarakat luas ? Mampukah ia menjembatani jurang lebar antara penduduk dunia yang miskin dan yang kaya ?
Saat ini, didepan mata kita terpampang sebuah potret ketimpangan ekonomi yang sangat nyata buah kapitalisme yang ternyata jauh dari keadilan ekonomi yang bermuatan nilai-nilai spiritual illahiah. Kehampaan akan nilai-nilai illahiah itulah yang membuat si kaya merasa tidak peduli dengan si miskin. Sementara kecemburuan sosial yang dirasakan si miskin dapat menjurus menuju pertentangan dan perpecahan. Jadi, harus ada pertanggung-jawaban manusia kepada Allah Yang Maha Pencipta yang telah menganugerahinya dengan akal pikiran, ilmu pengetahuan, keahlian, dan kemampuan membuat nilai tambah. Apabila hal ini tidak dijadikan prasyarat terhadap konsep keberadaan manusia, maka sangat mungkin status ‘ khalifatullah ‘ hanyalah sebuah gelar kosong.
Jadi, unsur manusia dalam tatanan ekonomi yang ideal hendaknya tidak dilihat sebagai mesin pengumpul harta demi kekayaan pribadi, melainkan sebagai agen penyeimbang yang dapat membantu si miskin karena sesungguhnya dalam setiap butir harta yang dimiliki si kaya itu terdapat hak si miskin. ( to be continued )
Finaldo
http://finaldo77.wordpress.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes